Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 09:53:01【Tempat Makan】245 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(27792)
Artikel Terkait
- Laba bersih PalmCo tumbuh 84 persen jadi Rp3,48 T di kuartal III
- Kemenag: 5.623 peserta didik madrasah Batam terima manfaat Program MBG
- Tokoh muda inspiratif Indonesia di Hari Sumpah Pemuda 2025
- Malaysia apresiasi ketertarikan Selandia Baru gabung Dewan Halal ASEAN
- Puncak musim hujan tiba, ini dampak cuaca yang perlu diwaspadai
- Kenali stroke ringan dan tanda
- Pentingnya kesiapsiagaan orang tua saat kondisi darurat anak
- Pemkab Bantul minta pedagang bakso cantumkan label halal
- Kasus ompreng MBG palsu, BGN tegaskan bahan harus stainless steel 304
- Anggota Komisi XIII DPR RI dorong penguatan pengawasan industri AMDK
Resep Populer
Rekomendasi

Gratis PPN rumah, bisnis properti diperkirakan semakin baik

Realisasi investasi triwulan III di Sumut capai Rp42,36 triliun

Dompet Dhuafa salurkan 3.840 paket bantuan pangan untuk Palestina

Anggota Komisi VII DPR: Maksimalkan promosi wisata Kalbar lewat medsos

Warga Taiwan Berbondong

Pentingnya kesiapsiagaan orang tua saat kondisi darurat anak

Uji nyali makan menu seram sambil jelajah labirin berhantu

Sepak bola harus jadi kesenangan saat usia 9–14 tahun